1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Ketuhanan yang Maha Esa mengandung pengertian bahwa warganegara percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan dan ketagwaan itu bersifat aktif, sepenuh hati berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya menurut agamanya masing-masing.
Ketuhanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik dalam hubungannya dengan Tuhan, dalam hubungannya dengan sesama manusia, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Bangsa Indonesia sudah sejak jaman dulu dikenal sebagai bangsa yang religius, bangsa yang selalu meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Tuhan yang menciptakan alam semesta dan yang maha bijaksana, maha adil, maha murah dan pencipta yang pertama (causa prima). Sehingga manusia akan tunduk dan taat kepada perintah Tuhan dan selalu berusaha menjauhi semua larangan-Nya.
Pengakuan atas Ketuhanan Yang Maha Esa di Indonesia dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945, serta ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2, yang bunyinya Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Agama mengajarkan bahwa dunia seisinya adalah ciptaan Tuhan dan kehidupan di dunia akan dilanjutkan dengan kehidupan di alam baka. Agama memberikan bimbingan untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal di alam baka nanti dengan menjauhi larangan-Nya. Melalui agama, ditemukan suatu kebenaran yang diyakini pemeluknya masing-masing sebagai suatu kebenaran yang mutlak. Setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk hidup rukun, tolong menolong, mencintai dan mengasihi, sehingga tercipta kehidupan yang bahagia dan harmonis.
2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Kemanusiaan yang adil dan beradab menunjuk pada identitas bangsa Indonesia akan sikap adil dan sikap beradab. Adil dalam hubungan kemanusiaan adalah bersikap adil terhadap diri sendiri, terhadap sesama, dan terhadap Tuhannya. Beradab adalah terlaksananya semua unsur-unsur manusia yang monopluralis.
Salah satu contoh penerapan identitas kemanusiaan yang adil dan beradab dari bangsa Indonesia berupa pengakuan dan pelaksanaan hak-hak asasi manusia. Pelaksanaan hak dalam diri manusia Indonesia mengandung konsekuensi adanya keseimbangan dengan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini sebagaimana diatur dalam pasal 28A-28J UUD 1945, dan UU No. 39/1999 tentang hak asasi manusia.
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa memiliki akal budi dan kehendak, yang merupakan potensi untuk berkembang secara terus-menerus untuk menjadi pribadi yang sempurna. Keberadaan manusia yang sempurna dalam pemahaman masyarakat Indonesia bersifat monopluralis.
Manusia Indonesia yang bersifat monopluralis memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. Susunan kodrat manusia, bahwa manusia terdiri atas raga dan jiwa. Raga adalah tubuh manusia yang bersifat kebendaan, sedangkan jiwa merupakan unsur manusia yang bersifat kerokhanian yang berupa akal, rasa dan kehendak.
2. Sifat kodrat manusia, bahwa manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk individu sebagai pribadi yang berupaya merealisasikan potensi pribadinya, pada sisi lain sebagai makhluk sosial adalah manusia yang hidup bermasyarakat.
3. Kedudukan kodrat manusia, bahwa manusia adalah makhluk yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Manusia sebagai makhluk yang berdiri sendiri berkedudukan otonom, memiliki eksistensi dan pribadi sendiri, manusia sebagai makhluk Tuhan berarti manusia adalah ciptaan Tuhan.
3. Persatuan Indonesia
Konsep persatuan Indonesia dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia mempunyai arti penting dikarenakan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1. Kondisi masyarakat yang bersifat pluralistis (beraneka ragam) dalam hal memeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, suku bangsa, adat istiadat, bahasa daerah, dan tingkatan sosial. Hal itu sangat memerlukan kesadaran masing-masing pihak untuk saling menghormati dan bekerja sama, merasa sebagai satu bangsa yang bertanggung jawab untuk mengemban terwujudnya tujuan pembangunan nasional dengan berprinsip pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Kondisi alamiah nusantara yang berada pada posisi silang, di antara dua benua dan dua samudra, terdiri atas beribu-ribu pulau baik pulau besar maupun pulau kecil, merupakan bagian bumi yang membentang dari 950 BT sampai 1410 BT dan dari 60 LU sampai 110 LS. Kondisi tersebut memungkinkan banyaknya permasalahan yang muncul sehingga perlu dilakukan langkah-langkah dan kebijaksanaan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan serta keselamatan negara dalam mengemban tugas nasional.
3. Pengalaman sejarah bangsa Indonesia yang mengalami masa penjajahan selama lebih kurang 3,5 abad memberikan pelajaran bagi tumbuhnya kesadaran nasional. Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat mendirikan negara merdeka dan berdaulat (Soejadi, 2000). Dengan demikian perlu dipahami arti hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Disamping itu, kita pantas bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia karena beberapa alasan berikut :
1. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, memeluk berbagai agama, berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memiliki berbagai adat kebiasaan daerah, tingkatan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Hal itu tidak menghalangi terwujudnya persatuan dan kesatuan, bersatu padu dengan tidak menonjolkan adanya perbedaan yang mungkin dapat menimbulkan pertentengan antar golongan.
2. Nenek moyang dan pendahulu kita sudah mempunyai peradaban tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya peninggalan-peninggalan sejarah yang mencerminkan nilai budaya yang tinggi. Perwujudan kepribadiannya tercermin dari manusianya yang membudaya.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa, ideologi, serta sebagai dasar negara sangat cocok. Hal itu mampu mengantarkan terselenggaranya persatuan dan kesatuan bangsa, menuju terciptanya kehidupan nasional yang lebih baik yang akhirnya kita yakini mampu mewujudkan tujuan nasional.
4. Sebagai bangsa yang merasa senasib dan sepenanggungan, khususnya selama mengalami penjajahan Belanda dan Jepang, hal itu dapat lebih menumbuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
5. Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dengan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, bangsa Indonesia berhak menentukan nasibnya sendiri tanpa campur tangan pihak lain serta dapat memacu pembangunan bangsa guna mewujudkan tujuan nasional.
6. Keadaan alam Indonesia luas, kaya raya, indah, dan permai. Keadaan alam yang luas memberikan kesempatan keleluasaan gerak pembangunan bangsa, terlebih-lebih negara kita adalah negara kepulauan yang memberikan peluang cukup besar bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Pelaksanaan identitas kerakyatan sesuai dengan paham sila keempat pancasila antara lain diatur dalam penyelenggaraan pemerintahan Indonesia seperti tertuang dalam penjelasan UUD 1945, Prinsip kerakyatan pada hakikatnya merupakan pelaksanaan prinsip demokrasi. Demokrasi yang dikembangkan di Indonesia sekarang ini adalah demokrasi yang berdasarkan Pancasila, yaitu paham demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan filsafat bangsa Indonesia yang perwujudannya seperti tertuang dalam UUD 1945.
Dalam demokrasi Indonesia rakyat adalah subyek demokrasi itu secara positif ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Aturan permainan dalam kehidupan demokrasi diatur secara melembaga. Ini berarti bahwa keinginan-keinginan rakyat tersebut disalurkan melalui lembaga-lembaga perwakilan yang ada, yang dibentuk melalui pemilihan umum yang demokratis. Hasil dari pemilihan umum itu mencerminkan keinginan rakyat untuk menentukan wakil-wakil yang diharapkan akan menyuarakan aspirasinya.
Demokrasi Indonesia sebagai suatu sistem pemerintahan yang berdasarkan kedaulatan rakyatlah yang menentukan bentuk dan isi pemerintahan yang dikehendaki sesuai dengan hati nuraninya. Dalam hal ini sudah sewajarnya pemerintah harus memfokuskan perhatiannya kepada kepentingan rakyat banyak dalam rangka tercapainya kemakmuran yang merata.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan berasal dari kata adil yang artinya antara lain adalah memberikan apa yang menjadi haknya, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, sesuai dengan kebenaran dan kejujuran. Dalam keadilan terdapat adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban. Keadilan adalah kata sifat yang berarti perbuatan atau perlakuan adil. Kata sosial berarti yang berkenaan dengan masyarakat atau kemasyarakatan. Jadi keadilan sosial berarti adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban di dalam masyarakat. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia berarti adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban di dalam masyarakat Indonesia.
Pada prinsipnya, sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia menghendaki kemakmuran yang merata dan dinamis, artinya seluruh potensi bangsa diolah bersama-sama menurut kemampuan di bidang masing-masing yang kemudian dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran seluruh rakyat. Keadilan sosial berarti harus melindungi yang lemah. Perlindungan yang diberikan adalah untuk mencegah kesewenang-wenangan dari yang kuat dan untuk menjamin keadilan.
Realisasi dari prinsip keadilan sosial tidak lain adalah dengan pembangunan yang benar-benar dapat dilaksanakan, berguna, dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk meniadakan segala bentuk kepincangan sosial dan kepincangan dalam pembagian pendapatan.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Perwujudan keadilan sosial dalam segala kehidupan sosial kemasyarakatan, meliputi seluruh rakyat Indonesia.
2. Keadilan dalam kehidupan sosial terutama meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
3. Cita-cita masyarakat adil makmur, materiil dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain.
5. Cinta akan kemajuan dan pembangunan tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Selasa, 09 Desember 2014
Minggu, 23 November 2014
Jumat, 05 September 2014
TATA UPACARA PRAMUKA KURIKULUM 2013
TATA UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PERINDUKAN SIAGA
1. Pemeriksaan kebersihan dan kerapian anggota
Kegiatan
pemeriksaan kebersihan dan kerapihan dilakukan di luar tempat upacara. Pemimpin
barung memeriksa anggotanya tentang kebersihan dan kerapihan. Pemeriksaan dilakukan
dalam keadaan bebas, tidak dalam bentuk lingkaran.
2. Memilih barung terbaik untuk menjadi petugas upacara.
Pada
pemilihan barung terbaik, Pembina siaga dan Pembantu Pembina Siaga bisa memilih
dari barung terbaik pada latihan sebelumnya. Tetapi jika kegiatan permulaan,
Pembina siaga dapat memilih langsung barung yang dianggap terbaik untuk
melaksanakan upacara
3. Barung terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
Kelengkapan
upacara yang disiapkan meliputi : bendera merah putih, tongkat bendera, tempat
bendera.
4. Pemimpin Upacara (Sulung) mengumpulkan seluruh anggota siaga untuk
membentuk lingkaran besar.
Untuk
mengumpulkan anggota perindukan, sulung bisa menggunakan aba-aba “Siaga…..”,
maka anggota perindukan berlari sambil berucap “Siap” dan membentuklingkaran
mengitari sulung dan tempat bendera.
Bentuk
upacara berupa lingkaran besar
![]() |
5. Pemimpin Upacara (Sulung) menjemput Pembina upacara
Sulung
keluar dari lingkaran melewati pintu upacara, kemudian menemui Pembina Siaga
(menjemput) untuk diantar ke tengah-tengah perindukan.
6.
a) Pembina Upacara (Pembina
Siaga) dijemput pemimpin upacara, mengambil tempat di tengah lingkaran
menghadap standar bendera dan pintu upacara
b) Para
pembantu siaga berada pada lingkaran upacara
![]() |
7. Pemimpin Upacara (Sulung) mengambil bendera untuk dikibarkan
Sulung
keluar dari lingkaran untuk mengambil bendera yang berada diluar untuk
ditempatkan di standar bendera (dalam lingkaran) melewati pintu upacara. Benera
digulung dengan posisi warna merah berada diluar. Saat berada pada pintu
upacara, Pembina Siaga diikuti seluruh anggota perindukan memberikan
penghormatan sampai bendera berada pada standar bendera.
Bentuk
barisan upacaranya menjadi

8. Pembina upacara (Pembina siaga) membaca Pancasila dan ditirukan oleh semua anggota
9. Pemimpin upacara (sulung) membaca Dwi Dharma dan diikuti oleh semua
anggota perindukan
Sulung
mengucapkan Dwi Dharma, diikuti seluruh anggota perindukan
10. Pemimpin upacara (Sulung) kembali ke barungnya

11. Pembina upacara (Pembina Siaga) mengumumkan hal-hal yang perlu
diketahui oleh anggota perindukan
12. Pembina upacara (Pembina siaga) memimpin doa yang diikuti oleh
anggota perindukan
13. Upacara selesai, dilanjutkan dengan kegiatan perindukan
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PERINDUKAN SIAGA
- Siaga terbaik menyiapkan perlengkapan upacara
- Pemimpin barung (sulung) memanggil anggota perindukan, untuk membentuk lingkaran besar mengelilingi standar bendera
3. a. Pembina siaga dijemput Sulung (pemimpin Upacara) dan mengambil
posisi ditengah-tengah lingkaran menghadap bendera dan pintu upacara
b. Para
pembantu Pembina siaga masuk ke lingkaran
c. Pempin upacara (sulung) berada di dekat
bendera berhadapan dengan Pembina siaga
4. a. Pemimpin upacara (sulung) member hormat pada bendera, kemudian
membawanya keluar dari tempat upacara (tanpa balik kanan)
b. Pada waktu Sang
Merah Putih dibawa keluar, semua anggota perindukan memberi penghormatan sampai
bendera berada pada pintu upacar
c. Sulung menggulung bendera dan ditempatkan
pada tempatnya, kembali ke barungnya
5. Pengumuman dan pesan dari Pembina siaga. Pembina siaga dapat
mengumumkan Barung terbaik dan petugas upacara pertemuan berikutnya
6. Pembina Siaga mengucapkan doa dan diikuti anggota perindukan
7. Barisan bubar, anggota perindukan minta diri pada Pembina siaga.
UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG
- Pemeriksaan kebersihan dan kerapihan anggota regu oleh ketua regu
Masing-masing ketua regu memeriksan kebersihan dan kerapihan anggota
regunya, termasuk absensi regu dan iuran regu.
- Regu petugas menyiapkan perlengkapan upacara
Regu terbaik latihan sebelumnya bertugas menyiapkan dan melaksanakan
upacara.
- Pemimpin regu utama (Pratama) memanggil anggota pasukan dengan membentuk barisan Angkare
Bentuk upacara dan tata letak petugas dan Pembina Upacara
![]() |
Keterangan :





- Pratama mencek persiapan dan petugas upacara, jika sudah siap Pratama menjemput Pembina penggalang.
Pratama memilih dari anggota regunya untuk menjadi petugas pengibar
bendera dan pengucap Dasa Dharma Pramuka
- Pembina upacara (Pembina Penggalang) memasuki tempat upacara menghadap pasukan, para pembantu Pembina berada di belakang Pembina Upacara dalam bentuk bersaf.
Pembina upacara diusahakan dalam posisi menghadap bendera. Saat
petugas pengibar bendera akan mengibarkan bendera, Pembina bergeser 2 – 3
langkah kekiri untuk member jalan petugas pengibar bendera.
- Pratama memimpin penghormatan dan laporan kepada Pembina Upacara, menyerahkan kegiatan Upacara pada Pembina, kemudian kembali ke regunya
Pratama memimpin penghormatan kepada Pembina upacara. Pratama
melaporkan kegiatan upacara siap untuk dilaksanakan. Contoh : “Lapor, upacara pembukaan latihan
tanggal…………. siap dilaksanakan!”. Ketika Pembina menjawab “Laksanakan”, Pratama
menirukan jawaban atau perintah dari Pembina Upacara. Kemudian Prtama kembali
masuk ke regunya (posisi saat upacara belum dimulai)

- Pengibaran Sang Merah Putih oleh petugas
Petugas membawa bendera merah putih untuk dikibarkan. Posisi petugas
tidak paten di tengah-tengah barisan, namun disesuaikan dengan kondisi lapangan
upacar dan tingkat kesulitan pelaksanaan pengibaran. Pembina bisa mengatur
sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada saat bendera siap dikibarkan, salah satu petugas memberi
aba-aba “Bendera Siap”, maka Pembina Upacara memberi komando untuk penghormatan
bendera merah putih. Petugas mengibarkan bendera merah putih sampai selesai.
Setelah selesai, Pembina Upacara memberikan aba-aba “Tegak, Grak
- Pembina upacara (Pembina Penggalang) membaca Pancasila ditirukan anggota pasukan
- Pembacaan Dasa Dharma
Petugas pembaca Dasa Dharma maju satu langkah untuk mengucapkan Dasa
Dharma Pramuka. Tanpa menggunakan laporan pada Pembina Upacara. Setelah
selesai, mundur satu langkah menuju barisan regunya.
- Kata pengantar Upacara oleh Pembina Penggalang tentang tema latihan dan sebaginya.
Pembina upacara memberi amanat upacar. Pratama maju satu langkah,
kemudian member aba-aba “Istirahat di tempat, Grak”. Kemudian kembali ke
barisan (mundur satu langkah). Setelah Pembina selesai memberikan amanat,
pratama maju satu langkah, menyiapkan barisan, kembali lagi ke barisan regunya.
- Pembina upacara memimpin doa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.
Seluruh anggota pasukan berdoa, dengabn menundukkan kepala.
- Pasukan diserahkan kepada pratama untuk melanjutkan acara
Pratama maju mengambil posisi ditengah-tengah tempat upacara
menghadap Pembina upacara. Maju tiga langkah, kemudian melakukan laporan. Balik
kanan, maju tiga langkah (keposisi saat datang), balik kanan.
Contoh laporan : “Upacara selesai, laporan selesai”
- Pratama memimpin penghormatan pada Pembina upacara (Pembina Penggalang)
Penghormatan dilakukan dengan aba-aba “kepada Pembina Upacara,
Hormat Grak”, setelah Pembina melakukan penghormatan, pratama member aba-aba
“Tegak Grak”
14. a). Pembina Upacara bisa meninggalakan tempat upacara. Pembina
upacara (Pembina Penggalang) mengucapkan terima kasih pada pembantu Pembina
serta siap melaksanakan latihan
b). Pratama membubarkan barisan, terus siap mengikuti kegiatan
latihan.
Pratama bisa menyerahkan pada pemimpin regu untuk
membubarkan regunya. Lebih baik komanda pembubaran barisan dilakukan langsung
oleh Pratama.
Contoh aba-aba pembubabaran barisan
“BUBAR, JALAN”
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN PASUKAN PENGGALANG
a. Kerapian setiap anggota
b. Pratama memanggil anggota pasukan untuk membentuk informasi angkare
menghadap tiang bendera.
c. Pembina penggalang dijemput pratama kemudian mengambil tempat
dihadapan pasukan diikuti oleh para pembantu Pembina.
d. Sesudah memimpim penghormatan pratama menyerahkan pasukan kepada
Pembina Upacara, kemudian kembali keregunya.
e. Petugas Bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan, Pembina
Upacara memimpin Penghormatan.
f. Pengumuman tentang regu petugas upacara untuk latihan yang akan
datang, dilanjutkan penyerahan pasukan kepada pratama.
g. Pembina memimpin berdoa.
h. 1) Pratama maju satu langkah lalu memimpin penghormatan pasukan
kepada Pembina Penggalang kemudian membubarkan barisan.
2) Pembina Penggalang mengucapkan terima kasih kepada para
pembantunya terus bubar.
UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN DI AMBALAN PENEGAK
a.
Kerapian setiap anggota ambalan
Setiap ketua sangga (pinga) mengecek kerapihan dan kebersihan serta
kehadiran anggota sangga.
b.
Sangga kerja menyiapkan
perlengkapan
Pembina bisa menyerahkan pada PRADANA (pemimpin sangga utama) untuk
mengatur petugas upacara yang terdiri dari : pengibar bendera, pembaca /
pengucap dasa dharma
c.
Pradana mengumpulkan anggota
ambalan dalam bentuk barisan bersaf.
Untuk memanggil anggota ambalan Pradana bisa menggunakan isyarat
berkumpul dengan alat peluit atau alat lain yang sesuai.
Bentuk barisan upacaranya adalah sebagai berikut:

d. Laporan pemimpin sangga kepada Pradana
Masing-masing pemimpin sangga memberikan laporan pada Pradana,
kemudian berada pada barisan paling kanan. Pada waktu Pemimpin Sangga
meninggalkan tempat, wakil pemimpin sangga pindah ketempat Pemimpin Sangga
dengan berjalan/berlari melewati belakang sangga
![]() |
e. Para Pemimpin Sanggah sesudah laporan mengambil tempat di sebelah
kanan barisan
f. Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para
pemimpin Sangga
Pradana melaporkan bahwa upacara latihan siap dilaksanakan. Jika
Pembina upacara menyerahkan kegiatan upacara kepada Pradana, maka pradana
memimpin upacara. Tetapi Pembina boleh mengambil atau memimpin kegiatan upacara
sesuai dengan adat ambalan. Perlu diingat kegiatan di penegak adalah 75%
dilakukan penegak dan 25% oleh Pembina. Jika Pembina menyerahkan pada pradana,
maka pradana mengambil tempat di depan barisan
g. Pradana mengambil tempat didepan barisan, sesuai dengan adat ambalan
yang berlaku

h. Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin
penghormatannya
Petugas bendera maju menuju tiang bendera, mengibarkan bendera. Jika
bendera sudah siap, salah satu petugas member aba-aba “Bendera Siap”, kemudian
Pradana memimpin penghormatan kepada Bendera Merah Putih. Setelah selesai
petugas mengikatkan tali pada tiang, kemudian melakukan penghormatan, terus kembali
ke tempat semula.
Tata letak petugas bendera menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Contoh aba-aba pengibaran “Kibarkan benderamu”
i.
Pembacaan Dasadarma oleh
petugas.
Petugas maju satu langkah untuk membaca dasa dharma dengan lantang.
Setelah selesai kembali ketempat (mundur satulangkah). Pengucap dasa dharma
tidak perlu laporan.
j.
Pembina penegak atau Pembina
Upacara membawa Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.
k. Pengumuman dari Pradana/ Pembina.
l.
Pradana memimpin doa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing
m. Barisan dibubarkan oleh pradana dilanjutkan dengann acara latihan.
Agar barisan tidak bubar, maka pembantu Pembina bisa langsung
mengumpulkan anggota ambalan untuk melanjutkan latihan dengan membentuk barisan
lingkaran.
UPACARA PENUTUPAN LATIHAN DI AMBALAN PENEGAK
a.
Kerapian setiap anggota ambalan
b.
Pradana mengumpulkan anggota
ambalan dalam bentuk barisan bersaf
c.
1) Pemimpin pemrada Sanggah
mengambil tempat di sebelah kanan barisan
2) Wakil pemimpin sanggah
pindah ke tempat pemimpin sangga.
d.
Pradana menjemput Pembina
Penegak dan mengantakannya ke sebelah kanan barisan.
e.
Pradana mengambil tempat di
depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.
f.
Petigas bendera menurunkan Sang
Merah Putih untuk disimpan
g.
Pembacaan renungan atau sandi
ambalan oleh petugas
h.
Pengumuman tentang sangga kerja
untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.
i.
Peadana memimpin doa sesuai
dengan agama dan kepeecayaan masing-masing
j.
Laporan Pradana kepada Pembina
Penegak.
k.
Barisan dibubarkan oleh
pradana.
SEKIAN TERIMA KASIH SELAMAT BERLATIH
JAYALAH PRAMUKA. SATYAKU KUDARMAKA DHARMAKU KUBAKTIKAN
Langganan:
Postingan (Atom)